Contoh Fiksi Mini, Apa itu Fiksi Mini?
Fiksi mini, adalah karya fiksi yang sangat singkat bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek. Tidak ada ukuran yang jelas seberapa panjang sebuah fiksi mini sebenarnya, namun panjang fiksi mini rata-rata berkisar antara 250 hingga 1.000 kata, jelas berbeda dengan cerita pendek yang umumnya di atas 1.000 sampai 10.000 kata. Bahkan seiring dengan berjalannya waktu, muncul beberapa tulisan fiksi mini yang lebih pendek dari 250 kata. Terbayang apa yang bisa ditulis dengan kurang dari 250 kata? Sulit? Nyatanya, fiksi mini kurang dari 250 kata sangat populer dan banyak penulis yang menggeluti jenis tulisan ini.
Banyak yang beranggapan bahwa justru dalam keterbatasan kata dalam fiksi mini, penulis merasa tertantang untuk menyelesaikan sebuah cerita tanpa ada bagian-bagian yang tertinggal dan tidak terjelaskan. Meski terkesan singkat, sebuah fiksi mini merupakan satu cerita yang utuh, bukan hanya sekadar penggalan. Fiksi mini harus tetap mengandung unsur pembangun dalam cerita seperti awalan, isi, dan penutup. Fiksi mini juga memiliki unsur-unsur intrinsik karya sastra di dalamnya seperti penokohan, setting atau latar, konflik, serta penyelesaian di bagian akhir.
Lalu apakah letak perbedaan antara fiksi mini dan cerita pendek adalah pada panjang tulisannya? Benar. Biasanya selain panjang tulisan, fiksi mini—apalagi yang kurang dari 250 kata—menggunakan pemilihan kata yang to the point dan tidak bertele-tele. Lagi-lagi hal ini disebabkan karena keterbatasan kata, tidak seperti cerita pendek yang jauh lebih panjang. Fiksi mini biasanya lebih terfokus pada tema dan alur cerita yang sudah mencakup gambaran pertama, konflik, dan penyelesaian. Namun ada juga fiksi mini yang fokus pada pemilihan kata karena penulis suka menggambarkan situasi sehingga pembaca dapat merasa lebih bersatu dengan cerita. Kedua tipe bercerita ini sama-sama diperbolehkan di dalam penulisan fiksi mini, karena bergantung pada kenyamanan penulis sendiri.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di bawah ini adalah beberapa contoh fiksi mini dengan jumlah word <500 kata:
Tak
Senada Bukan Berarti Kotor
Oleh: Kharisma Pratidina
“kamu
adalah jiwa yang lepas dan mereka tidak mengharapkanmu, sama sekali” gumam
gadis berkacamata di depan cermin.
Setiap
orang hidup pasti memiliki pilihan untuk keberlangsungan hidupnya. Termasuk
mereka yang dari kecil hidupnya sudah penuh aturan dan arahan.
Jika
bunga melati mampu mekar diantara mawar merah, pasti taman bunga itu akan
indah. Gissel, gadis remaja yang mulai mengenal cinta dan kehidupan luar, kini
beranjak mengikuti kata hatinya, bukan orang tua.
“cantik”
ujar Pras, peserta lomba karawitan sambil memandang wajah Gissel menmbacakan
puisi di depan peserta lain.
“aku
melihatmu, seperti melihat ibuku ketika memberiku semangat dalam berbagai kegiatan.
Bolehkah aku tau namamu?” pinta Pras pada Gissel usai perlombaan.
Seperti
gamelan yang dimainkan bersama,
Indah, selaras dan serasi. Semenjak bertemu diperlombaan Kebudayaan tingkat
Nasional, mereka sering berkirim surat elektronik menceritakan kehidupannya
masing-masing.
“Gissel,
Ayah mau bicara, duduklah” pria tegap, berkumis, dan tampan ketika masih muda
itu meminta Gissel yang tengah melangkahkan kaki masuk kamar.
“Ayah
sebentar lagi akan Purna. Kamu harus jadi penerus ayah dan kakek, menjadi seorang
anggota militer. Kamu lihat sendiri, kita adalah keluarga besar militer. Tolong
hentikan hobi kamu yang aneh-aneh itu, yang tidak sejalan dengan kemiliteran!
Kamu itu Ayah didik untuk menjadi penerus ayah, tetapi kamu malah menyukai hal
yang menurut ayah itu sangat tidak bermanfaat untuk karirmu seperti ayah! Oh
iya, besok kamu harus operasi mata, untuk menyembuhkan mata kamu supaya ketika
tes tetap berjalan lancar, sesuai harapan keluarga besar kita, mengerti?!”
tegas ayah Gissel memasuki kamar dengan wajah murung.
“seperti
air yang mengalir menuju sumber ketenangan. Aku selalu disini mendoakanmu,
kawan.” Isi surel yang dikirim Pras tiga bulan silam.
Pras
sudah tidak lagi membalas surel dari Gissel, sedangkan Gissel selalu
menceritakan apa yang terjadi dikehidupannya, termasuk tuntutan Ayah agar
Gissel menjadi penerusnya. Semenjak kecil hidup Gissel penuh aturan dan harus
sesuai kehendak Ayahnya. Ketika remaja Gissel mulai menyukai kehidupan berbau
seni, sastra, dan budaya. Dari situlah Gissel selalu dibilang anak aneh,
menyukai kegiatan aneh, mengikuti perlombaan aneh, dan sebagainya oleh keluarga
besar dari Ayahnya.
Air...
rintik hujan memberikan suara merdu di sore hari. Ketika itu, Ayah, Ibu, Adik,
Kakak dan Gissel sedang berkumpul. Rame, gaduh, dan penuh tekanan suasana dalam
rumah saat ini.
“Tok..tok..tok”
suara pintu terdengar dengan tegas.
“sepertinya
Om Sera yang datang, soalnya tadi bilang mau mampir. Sana, Sel bukakan pintu”
perintah Ayah diikuti jalannya Gissel menuju pintu yang berdetak.
“Selamat
sore, kawan. Aku selalu mendoakanmu dari jauh dan sekarang aku bisa berdiri
dihadapanmu lagi, semenjak perlombaan itu” tamu berbaju doreng, dengan potongan
rambut cepak 212 dengan kulit sawo matang tersenyum lebar pada Gissel, ya,
Pras.
“mohon
ijin komandan, saya Pras. Teman Gissel ketika lomba kebudayaan dulu” Pras
memberi hormat pada Ayah Gissel yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Gissel.
“silahkan
masuk”
“mohon
ijin komandan, saya belum sempat ganti seragam karena tadi dari bandara
langsung menuju sini.”
“tidak
masalah, ada perlu apa anda kesini?” tanya Ayah Gissel dengan tegas.
“mohon
ijin komandan, mungkin saya lancang. Tapi tujuan saya kemari untuk menepati
janji saya kepada putri, komandan. Izinkan saya menjaga dan mendampingi putri
komandan hingga tercapai cita-citanya. Pengarahan komandan agar Gissel menjadi
penerus keluarga besar memang sangat baik, tetapi mohon izin sekali lagi saya
berjanji akan mendampingi Gissel menggapai apa yang dia senangi bukan apa yang
komandan perintahkan. Dan saya siap menjadi penerus keluarga besar komandan
agar tidak terputus keturunan militernya.”
“kalau
kamu serius, silahkan dampingi Gissel hingga dia mampu membuktikan pada kami,
bahwa pilihannya tidak buruk.” Jawab ayah Gissel dengan tepat.
Batu
sekeras apapun akan pecah dengan keseriusan. Tuhan akan memberikan keselarasan
bagi umatnya yang selalu berdoa disetiap usahanya. Kini Gissel menjadi penulis
hebat seperti Ayahnya ketika memimpin prajurit di medan pertempuran. Taman mawar
merah sekarang mulai ditumbuhi melati putih, walaupun ketika tumbuh harus
terluka karena duri yang berdekatan.
tentang penulis: Kharisma
Pratidina, gadis aneh kelahiran Jayapura 1994. Dulu suka banget olah raga khususnya olahraga bola besar yaitu basket, pernah menjuarai beberapa kopetisi di daerahnya, sampai sekarangpun basket masih menjadi hobinya walau lebih sering duduk di depan laptop siyyh.
Kalau ingin tanya-tanya dan penasaran silahkan kirim surel ke kharismapratidina@yahoo.com
Masyaa Allaj,, fiksi mininya bagus sekali kak, saya suka..
BalasHapusBagus banget
BalasHapusSya tertantang jg mau bikin fiksi mini
BalasHapusayoo nulis, ga ada ruginya
BalasHapusKereeeen fiksi mininyaa.. Jadi tertarik ingin mencoba.
BalasHapusKereeeen fiksi mininyaa.. Jadi tertarik ingin mencoba.
BalasHapusKereeeen
BalasHapusKeren banget 👍🏻
BalasHapus